Thursday, August 28, 2014

Resensi Buku Seribu Kuanang-kunang di Manhabattan

Arti Sebuah Kehidupan

Judul               : Seribu Kunang-Kunang di Manhabattan
Pengarang       : Umar Kayam
Editor              : Safrizar
Tahun Terbit   : 2004
Penerbit           : Pustaka Utama Grafiti
Cetakan           : Cetakan III, Agustustus 2004
Halaman          : 260 Halaman
Tebal Buku     : 19 cm
Inilah salah satu karya sastra yang berupa kumpulan cerpen dari Umar Kayam, pria kelahiran  30 April 1932, Ngawi, Jawa Timur dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2002. Beliau pernah meraih gelar Doctor of Philosophy dari Cornell University, Amerika Serikat. Kemudian beliau juga mengajar sebagai guru besar di Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, sampai tahun 1997.
Salah satu cerpen yang menarik dari karya kumpulan cerpennya yaitu berjudul Chief Sitting Bull. Cerpen ini menceritakan tentang seorang kakek yang bernama Charlie yang ditelantarkan oleh  menantunya, Marie. Ketika Charlie sedang bekerja di kebun binatang, ia bertemu dengan Martha , yaitu nenek Tommy, anak kecil yang dekat dengan Charlie. Itulah pandangan pertama Charlie jatuh cinta dengan Martha, nenek Tommy.
Selain itu cerpen yang tak kalah menariknya yaitu cerpen yang berjudul Three Goes Tatum. Cerpen ini menceritakan tentang perjalanan seorang lelaki muda di New York. Ini merupakan pengalaman pertama ia jalan-jalan di Riverside Park, New York. Ketika ia tiba di Riverside Park, tiba-tiba ada seorang pengemis yang menghampirinya kemudian meminta uang 5 cents untuk beli Hero-sandwich salami sebesar guling. Akan tetapi ia tak mau memberikan uang 5 centsnya untuknya. Karena lelaki muda itu tak mau memberikan uangnya, pengemis itu merampok tasnya dan melarikan diri. Ketika lelaki muda itu mengejarnya, ia bertemu dengan perampok lain. Setelah jam tangan miliknya dirampok oleh perampok, ia segera kembali ke Wangshiton Square untuk menyelamatkan diri.
Judul cerpen yang berikutnya yaitu Musim Gugur Kembali di Connecticut, diman cerpen tersebut menceritakan tentang kehidupan mantan narapidana yang bernama Tono. Sebelum ia dipenjara, kehidupan rumah tangganya tidak harmonis. Namun setelah bebas dari penjara kehidupannya berubah. Ia menjadi seorang kepala rumah tangga yang sangat perhatian dan menyayangi istrinya. Dan Tono mempunyai kesibukan baru yaitu sebagai penulis buku klasik Jawa.
Cerpen yang berjudul Bawuk ini sangat mengaharukan. Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Bawuk. Bawuk adalah seorang putri bungsu keluarga Suryo, yaitu putri seorang priyayi Jawa. Setelah dewasa, Bawuk menikah dengan Hasan, seorang aktivis partai komunis. Ketika peristiwa G 30 S/PKI, Hasan yang ikut terlibat dan terus dikejar tentara. Maka Bawuk dan kedua anaknya terpaksa meninggalkan suaminya sendirian. Mereka pergi ke kota, ke tempat Ibu Bawuk untuk menyelamatkan diri dari tragedi G 30 S/PKI.
Kumpulan cerpen Umar Kayam yang berjudul Seribu Kunang-Kunang di Manhabattan mempunyai keunggulan yaitu bahasanya mudah dipahami, terdapat banyak nilai moral dan perjuangan hidup serta cerita cerpen tersebut konfliknya itu membuat penasaran sehingga pembaca ingin segera menyelesaikan membaca isi ceritanya. Namun sayangnya, di dalam isi cerpen tersebut ada beberapa kata yang tidak baik untuk diucapkan selain itu juga terdapat bacaan untuk melakukan hubungan seksual.
Oleh karena itu, buku kumpulan cerpen karya Umar Kayam yang berjudul Seribu Kunang-Kunang di Manhabattan ini hanya boleh dibaca oleh kalangan orang dewasa saja karena didalamnya terkandung unsur-unsur kehidupan  yang tidak baik, sehingga tidak boleh dibaca oleh anak-anak dibawah 17 tahun.
                                                    
                                                         Kepanjen, 27 September 2013
                                                                           Resentor,


                                                                      Ayu Dewi Sinta

Resensi Buku Ya Allah Tak Patutkah Aku Dicintai?

KETIKA AKU HARUS MEMILIH

Judul                             : Ya Allah, Tak Patutkah Aku Dicintai?
Nama pengarang           : Nurul Nazara
Penerbit                         : PT Elex Media Komputindo
Tempat terbit                : Jakarta
Tahun terbit                  : 2011
Cetakan                         : Pertama
Tebal buku                    : 1,2 cm
Jumlah halaman            : 206 halaman
             
              Nurul Nazara adalah nama pena dari Fithtrati, lahir di Jakarta 16 Februari 1975. Seorang ibu rumah tangga lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Moestopo (B) ini sangat menyukai menulis, membaca, traveling, wisata kuliner, juga mengoleksi aneka busana pengantin. Selain menulis, ia juga berprofesi sebagai make up stylist khusus muslimah berjilbab. Dia selalu merasa mendapat jackpot dalam urusan asrama. Dan jackpot terbesar adalah kala seorang pria yang kini menjadi suaminya memutuskan untuk melamarnya.
              Cerpen Aku dan Savana adalah salah satu cerpen yang ditulis oleh Nurul Nazara yaitu mengisahkan seorang gadis yang bernama Savana. Ia selalu ceria dan tetap tersenyum walaupun dibalik senyumnya ia menderita penyakit HIV/AIDS. Beruntung Savana mempunyai sahabat yang selalu menemani dan menghibur Savana yaitu Inggit. Mereka menyukai satu orang yang sama, bernama Genta. Sampai akhirnya Inggit mengalah dan merelakan Savana menikah dengan Genta. Pada hari bahagia Savana dan Genta, Savana menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit yang dideritanya. Sebelum Savana menghembuskan nafas terakhir ia berpesan kepada Genta untuk menikahi Inggit karena mereka saling mencintai.
              Cerpen selanjutnya adalah Mentari Yang Bersinar. Cerpen ini menceritakan mahasiswi Komunikasi yang cerdas, rajin dan pintar tetapi dibalik kerajinan dan kecerdasannya, ia memiliki kelemahan yaitu kurang disiplin. Hampir di setiap jadwal kuliahnya Mentari selalu datang terlambat namun ia selalu membuat Pak Simanjutak, dosen terkiller di kampusnya kagum atas apa yang dipresentasikan Mentari. Selain cerdas dan pintar ia juga terkenal cantik karena itulah banyak laki-laki yang tertarik padanya, salah satunya yaitu Edo teman sekelas Mentari. Edo menceritakan hampir semua hal tentang Mentari kepada sahabatya, Langit. Tanpa disengaja Langit dan Mentari bertemu di kantin. Langit bercerita kepada Edo bahwa Langit menyukai Mentari karena kecantikannya yang sebenarnya hal ini adalah rencana Edo untuk menjodohkan Langit dan Mentari. Akhirnya rasa cinta menyentuh hati keduanya. Namun, Mentari hanya menganggap Langit sebagai sahaabatnya. Mentari berusaha menata hari barunya dan berharap kepada Allah untuk mempersatukan dirinya dengan Langit dalam sebuah ikatan yang diridai-Nya.
              Selain cerpen yang berjudul Mentari Yang Bersinar juga terdapat cerpen yang berjudul Embusan Angin Takdir, yang menceritakan kisah Embun dan Fajar. Embun seorang remaja perempuan yang divonis dokter mengidap penyakit kanker hati. Di saat Embun berusaha melawan penyakit kanker ganasnya, datanglah seorang dokter yang bernama Fajar yaitu teman kecil Embun. Tanpa sepengetahuan Embun, Fajar telah lama menaruh hati kepada Embun. Setelah lama menyimpan rasa kepada Embun, Fajar memberanikan diri untuk mengungkapan isi hatinya kepada Embun dan mengajak Embun untuk menikah. Tetapi karena penyakit kanker hati Embun yang ganas, ia menolak ajakan Fajar untuk menikah.
              Cerpen terakhir dalam buku Ya Allah Patutkah Aku Dicintai yang berjudul Untuk Sahabatku mengisahkan tentang Icut dan Raden Reno Suryodiningrat yang biasa dipanggil Re. Mereka telah lama menjalin persahabatan sejak mereka kecil sampai akhirnya benih – benih cinta menumbuhi hati mereka. Hingga suatu malam Re mengajak Icut untuk makan malam tetapi Icut merasa tidak layak karena cara makan Icut yang kurang sopan. Maksud Re mengundang Icut makan malam adalah untuk mengenalkan Icut dengan orang tuanya. Sampai akhirnya Icut datang untuk memenuhi undangan Re. Diam – diam orang tua Re berniat menjodohkan Re dengan Icut. Sampai akhirnya Icut mengetahui rencana pertunangan mereka dan mereka menyetujui tentang pertunangan itu sampai Icut bersedia untuk menikah dengan Re.
              Dalam buku yang berjudul Ya Allah Patutkah Aku Dicintai terdapat kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari buku ini adalah penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti sedangkan kekurangan dari buku ini adalah isi cerita yang bertele-tele dan membingungkan pembaca.
              Buku yang berjudul Ya Allah Patutkah Aku Dicintai dalah buku yang sangat cocok dibaca diwaktu senggang anda selain sebagai pengisi waktu senggang anda buku ini dilengkapi oleh berbagai wawasan yang dapat menambah wawasan anda.
                                                                           Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                           Resentor,


                                                                              Arum Maharani Arimas

Resensi Buku Hadiah dari Rantau

Suka Duka di Perantauan

Judul               : Hadiah dari Rantau                                                  
Pengarang       : Ismet Fanany
Penerbit           : Angkasa
Cetakan           : Pertama
Tahun terbit    : 2000
Tebal buku      : 176 halaman
                   Hadiah dari Rantau adalah salah satu  judul kumpulan cerpen  karya Ismet Fanany, seorang cerpenis sekaligus kolumnis yang lahir di Kotapanjang, di luar kota Batusangkar , Sumatera Barat pada 9 April 1952. Dia menyelesaikan pendidikan Program Doktor di Cornell University, Amerika Serikat. Saat ini bertugas sebagai dosen dan pimpinan pada Indonesian Languange and Culture Studies, Faculty of Art , Deakin University, Melbourne, Australia. Karya-karyanya banyak dipublikasikan di Harian  KOMPAS. Cerpennya terpilih sebagai cerpen terbaik KOMPAS tahun 1996 dan 1997. Bersama istrinya, Rebecca Fanany , menulis buku The Wisdom of Malay Proverbs.
                   Secara keselurhan tema yang diangkat dalam kumpulan cerpen ini adalah kebiasaan suku Minangkabau yaitu merantau. Kenyataan sosial itu menjadi pondasi kumpulan cerpen ini.
                   Salah satu judul cerpennya adalah Terima Kasih, John. Cerpen ini bercerita tentang kebaikan hati Pak Iskandar. Sebagai ketua program bahasa Indonesia di universitas raksasa di Amerika Serikat, selama beberapa tahun belakangan hamper tiap tahun dia member kesempatan kepada orang-orang Indonesia datang ke universitas itu untuk menjadi guru tamu. Kebaikan hati Pak Iskandar menjadikan ia seseorang yang disegani diantara orang-orang yang menjadi dosen di universitas itu.
                   Cerpen selanjutnya adalah Si Pelukah. Julukan Si Pelukah di berikan kepada seorang pemuda bernama Zulman . Dia terpaksa berhenti sekolah karena 2 tahun tidak naik kelas sekaligus keterbatasan biaya. Dia setiap hari membantu bapaknya bekerja mencari belut di sawah dengan menahan lukah, sebab itulah dia mendapat julukan Si Pelukah. Sejak ayahnya meninggal, dia menjadi tulang punggung keluarga. Kemudian , dia ditawari oleh Pak Haji untuk menikahi cucunya, namun tawaran itu ditolaknya karena masih belum mampu mencari pekerjaan yang mapan. Ketika ada pupuk dari pemerintah yang membawa dampak buruk bagi pekerjaanya sebagai pelukah, dia pun terpaksa menjadi pengangguran karena persawahan di desanya tercemar oleh pupuk tersebut. Dan hal tersebut menjadikan dia menyesal telah menolak tawaran Pak Haji untuk menikahi cucunya sebelum pupuk dari pemerintah itu menghancurkan profesinya.
                   Cerpen berikutnya berjudul Ujung Sebuah Pelarian. Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak gadis yang bernama Yuslini yang berprofesi sebagai penari. Karena bakat menarinya, ia pun mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta. Ia pun terkenal, hingga pada suatu hari usai pentas, ia diwawancari oleh seorang reporter koran berusia 40 tahun-an yang bernama Darius. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengenal lebih jauh dan akhirnya jatuh kedalam perbuatan hawa nafsu yang menodai kesucian masing-masing karena keduanya memiliki perangai yang sejenis. Hingga kenyataan yang harus dihadapi adalah, Yuslini yang berusia 25 tahun adalah putri dari Darius sendiri.
            Judul cerpen berikutnya adalah Kalimantang. Kisah ini bercerita tentang getirnya kehidupan seorang pria bernama Majid yang harus bekerja keras menghidupi anak istrinya di Jakarta. Suatu ketika ia merasa jenuh, menggigil ketakutan. Ia menceritakan yang ia alami pada istrinya. Dulu saat ia muda, ada seorang pria berkeluarga bernama Asa yang bekerja sebagai petani namun gantung diri karena tak sanggup lagi menahan kemelut hatinya melewati hidup yang tidak pernah berubah. Istrinya berkeras menasehati suaminya agar tidak meniru hal seperti itu. Hingga suatu ketika ia pulang kerja, ia tetap memikirkan masa lalu itu. Tiba-tiba bayangan mengenai kejadian itu muncul ketika kalimantang menyiram kaca mobilnya menghalangi pandangannya. Kecelakaan itu merenggut nyawanya. Tak jauh tragis dengan Asa.
            Cerpen-cerpen yang disuguhkan dalam buku ini cukup bervariasi sehingga menyegarkan pengetahuan pembaca.  Buku ini juga melukiskan tradisi ketimuran yang unik tentang manusia dan nilai-nilai persentuha antarbudaya. Beberapa cerpen memotret persoalan kemanusiaan yang terombang-ambing dalam pergeseran kebudayaan tersebut. Tidak terlalu menonjolkan  majas dan perumpamaan seperti cerpen kebanyakan. Pencitraan latarnya pun cukup jelas dan variatif.
            Namun ada beberapa istilah atau nama tempat asing yang mungkin agak sulit dipahami pembaca awam, yaitu tempat-tempat yang latarnya di luar negeri, khususnya Amerika dan Australia. Sehingga agak sulit dibayangkan langsung oleh pembaca. Selain itu, ada pula beberapa cerpen yang butuh pemahaman yang cukup tinggi untuk tidak terkecoh dan awal cerita yang langsung percakapan dengan logat melayu.

                                                                Kepanjen, 27 September 2013
                                                                               Resentator,


                                                                      Anita Putri Kurnia Sari

Resensi Buku Bulan Bugil Bulat

Cinta, Keluarga dan Kasih Sayang

Judul               :Bulan Bugil Bulat
Pengarang       : Yanusa Nugroho
Pengantar        : Sapardi Djoko Damono
Cetakan           : Kedua
Tahun terbit     : 2004
Tebal buku      : 178 halaman

Bulan Bugil Bulat adalah kumpulan cerpen karya Yanusa Nugroho, seorang pengarang kelahiran Surabaya, 2 Januari 1960. Pengarang dari Jawa ini adalah lulusan Fakultas Sastra UI. Selain menulis cerpen, Yanusa juga dikenal sebagai ‘Dalang Edan’ karena ketertarikannya yang kuat di bidang seni pewayangan, khususnya wayang kulit. Bahkan VCD wayang pertamanya, “Dewa Ruci”, menjadi bahan studi di Departemen Teater dan Film, Universitas Glasgow – Inggris. Cerpen – cerpen Yanusa juga mendapat banyak penghargaan. Bulan Bugil Bulat adalah kumpulan cerpen Yanusa yang sarat dengan nilai – nilai kehidupan.
Cerpen “DORRR” menceritakan dua pemburu bernama Yasin dan Rustam. Yasin dulunya adalah seorang yang gemar berladang. Namun karena ingin tambahan biaya untuk menikahi Munah, Yasin beralih profesi menjadi seorang pemburu monyet. Ternyata, berburu justru membawa bencana bagi Yasin dan Rustam. Dalam cerpen ini, Yanusa berhasil memainkan emosi para pembaca dan membuat pembaca benar – benar masuk dalam cerita.
Selanjutnya, cerpen berjudul “Krrreeoookk…rrk” menceritakan tentang keluarga miskin, Kumis dan Maemunah. Suatu malam, ketujuh anak Kumis dan Maemunah menangis karena kelaparan. Kumis yang tidak tega melihat anak – anaknya menangis bergegas berlari ke tempat pemecahan batu, berharap ia dapat menjual batu – batu tersebut. Di tengah perjalanan, Kumis bertemu dengan Malaikat Mikail yang kemudian memberinya ilmu untuk mengubah batu menjadi singkong. Cerpen “Krrreeoookk..rrk” memberikan sebuah pesan bahwa kita harus tetap bekerja keras bagaimanapun kondisi kita.
Berlatar suasana Jawa yang kental, cerpen “Kisah Sum – Sabar” akan membawa pembaca pada kisah cinta Sum dan Sabar, pembantu Ndoro Besar. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus. Sum telah dilamar oleh Denmas Muda, anak Ndoro Besar. Sabar sangat kecewa mengetahui hal tersebut, namun dia tak bisa berbuat apa – apa. Hingga dia menemukan kulit ular yang membuatnya sakti seketika. Sabar dan Sum merencanakan sesuatu untuk menggagalkan pernikahan tersebut. Dengan bantuan kulit ular, Sabar membunuh Mbah dukun yang dipercaya sebagai pengendali acara pernikahan. Pernikahan menjadi kacau balau.
Bu Guru Dwita, merupakan cerpen dengan tema cerita sederhana. Menceritakan Bu Dwita, guru bahasa Indonesia di sebuah SMP yang hari itu tengah berulang tahun. Bu Dwita adalah orang yang ramah dan penuh perhatian. Dia bahkan menjadi tempat berkeluh kesah para muridnya. Hari itu ulangan bahasa Indonesia. Bu Dwita memberi tugas mengarang kepada para muridnya. Ternyata murid – murid Bu Dwita tengah menyiapkan kejutan untuk guru yang sangat penuh kasih saying dan kelembutan itu.
Cerpen – cerpen Yanusa dalam buku ini menggunakan tema – tema cerita sederhana yang sarat dengan nilai – nilai kehidupan, bahkan mengajak pembaca untuk berpikir kritis. Tapi sayang, ada isinya yang kurang masuk akal, begitu juga dengan penggunaan beberapa bahasa daerah yang kurang dipahami oleh pembaca. Meskipun demikian, buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja dan orang tua.
                                                
                                                           


          Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                          Resensator,
                                                                           Andrean Yoga Pratama

Resensi Buku Cemara

Banyak Cerita Dalam Cemara


Judul                 : Cemara       
Pengarang         : Hamsad Rangkuti  
Editor                : Nasiruddin
Tahun terbit       : 1982
Penerbit             : Grafiti Pers
Cetakan             : Cetakan kedua, 2004
Tebal buku        : 198 halaman
                         
                          Cemara adalah satu buku cerpen yang diterbitkan oleh Grafiti Pers dikemas menarik, ringan dan bagus. Cerpen ini merupakan hasil karya dari Hamsad Rangkuti lahir pada 7 Mei 1943 di Titikuning, Medan Sumatera Utara. Anak keempat dari enam bersaudara ini hidup menderita sejak kecil. Ketiadaan biaya membatasi pendidikan beliau hanya sampai SMA. Sejak 1960 ia menulis cerpen, pada 1964 salah seorang utusan Sumatera Utara ke Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia (KPKI) di Jakarta. Karya Hamsad Rangkuti lainnya seperti Kompas, Mutiara, Gadis, Sarinah, Kartini, dan Femina.
                          Cemara merupakan kumpulan cerpennya yang kedua, setelah lukisan perkawinan, penerbit Sinar Harapan, 1982. Disuguhkan dengan 20 cerita pendek, salah satunya yaitu  “Nyak Bedah” dalam cerpen ini diceritakan seseorang penjual nasi uduk yang bernama Nyak Bedah, pada saat itu dagangan Nyak Bedah sangatlah laris sampai-sampai dia dikerubungi pelanggan, ibarat Nyak Bedah adalah gula sementara pembeli adalah semutnya. Sampai akhirnya para pelanggan meninggalkan nasi uduk Nyak Bedah  dan Beralih ke roti yang sudah rusak dalam pembakaran. Nyak Bedah bersedih hati dengan hal itu, tetapi muncul seorang laki-laki yang menghiburnya dengan walkman yang dimilikinya. Dan akhirnya Nyak Bedah merasa senang dan melupakan  masalah yang dihadapinya tersebut.
              Dan cerita yang kedua yaitu “Dua Orang Yang Kecewa” cerita ini menceritakan tentang 2 teman seperjuangan yang bernama Bung Rampan dan Bung Andi Baco, mereka saling bertemu tetapi tetapi dalam awal pertemuan mereka itu Bung Rampan tidak mengakui siapa dirinya sebagai teman seperjuangan Bung Andi Baco. Mendengar pengakuan Bung Rampan tersebut Bung Andi Baco sangatlah kecewa, lalu dia pergi. Sebelum Andi Baco meninggalkan Rampan dia meninggalkan sebuah amplop yang berisikan uang 3 juta rupiah dan secarik surat. Lalu Bung Rampan membaca surat tersebut, ternyata ia merasa dilecehkan oleh Baco dalam surat itu. Bung Rampan pun tidak terima dengan hal itu lalu mencari Bung Andi Baco.
                 Yang ketiga yaitu “Anak Menjangan” dalam cerita ini ada 3 anak yang hendak pergi mencari rumput di dalam hutan. Dalam hutan itu mereka menemuka seekor anak menjangan yang terjerat oleh jeratan pemburu, mereka akan membebaskan anak menjangan itu tetapi mereka terlambat karena sang pemburu sudah datang untuk mengambil hasil jeratannya. Banyak cerita ini yang menarik dan bagus, sampai akhirnya mereka berhasil menyelamatkan anak menjangan tersebut dengan menukarkan seekor kambing betina.
              Dan yang terakhir adalah “Musuh Petani” dalam cerita ini dicaritakan seorang reporter yang sedang melakukan penelitian tentang musuh petani, maka dari itu reporter itupun pergi ke desa untuk mendapatkan informasi tentang itu. Musuh petani itu adalah babi-babi yang turun dari puncak gunung karena terkena badai hujan yang sangat besar, dia memotret setiap kejadian yang menarik untuk menjadi bahan laporannya. Setelah beberapa hari reporter itu berada di desa dia mengetahui bahwa musuh dari para petani bukan hanya babi-babi atau hewan yang dapat merusak tanaman petani, tetapi juga para pengijon, yaitu termasuk Pak Carik, Kepala Unit, Lurah desa dan Staf Kanwil Transmigran.
              Cerita-cerita dalam buku ini sangatlah menarik namun ada hal yang kurang bagus, yaitu kalimat-kalimat yang sulit dipahami dalam cerita yang berjudul “Dua Orang Yang Kecewa”.
              Alur cerita dalam buku ini sangat rapid an berurutan sehingga pembaca bisa cepat memahami isi cerita dalam buku ini. Dan banyak pula nilai-nilai yang dapat kita ambil dalam buku ini.
              Dalam buku ini Hamsad Rangkuti telah menciptakan beberapa cerita yang sangat menarik, yang dapat menginspirasi kita.
              Dengan kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menghibur pembaca. Semuga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang membaca buku ini.
                                                           Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                     Resensator,

                                                                             Ahmad Abdul Fattah

Resensi buku Malam Terakhir

Indah di Akhir


 
Judul Buku        : Malam Terakhir
Pengarang         : Leila S. Chudori
Penerbit             : PT Pustaka Utama Grafiti
Tahun Terbit      : 2004
Cetakan             : Ketiga, Agustus 2004
Tebal Buku        : 220 halaman

            Leila S Chudori adalah seorang prnulis cerpen yang memulai menulis karyanya pada saat ia masih remaja dan dikenal dengan sebagai cerpenis remaja. Ia lahir di Jakarta 12 Desember 1962, pada tahun 1980-an karya-karyanya memperlihatkan kematangannya sebagai pengarang. Ia merupakan alumni dari Universitas Trent, Ontario, Kanada tahun 1988. Dalam cerpennya banyak menyajikan kata-kata yang sulit dipahami, para pembaca harus berimajinasi yang tinggi tantang isi cerpen karyanya.
Dalam cerpen pertama “Sebuah Buku Merah dan Karbol”, ia menceritakan tentang dua orang wartawan (atasan dan bawahan) yang tinggal di sebuah rumah yang penuh dengan misteri. Ia menceritakan bagaimana kehidupan para wartawan ketika dilanda kesulitan, tokohnya yaitu Marwan (atasan) dan Suwarto (bawahannya). Marwan merupakan wartawan yang suka membuat bawahannya berfikir keras untuk memecahkan sebuah masalah, seperti yang ada pada kalimat, “ Marwan memang gemar membiarkan para wartawannya mati penasaran karena harus menebak apa yang dimaksudkannya”. Sedangkan Suwarto adalah wartawan yang sifatnya malas berfikir, “ Kau memang malas berpikir suwarto….”.
Dalam cerpen kedua “Pasien Dokter Gigi Yos”, ia menceritakan seorang pasien dokter gigi yos yang punya masalah dengan mulutnya, pasein tersebut datang ke dokter Yos untuk meminta saran bagaiman cara menyembuhkan giginya, ia dating karena disuruh oleh masyarakat. Padahal pasien tersebut tidak dalam keadaan sakit gigi, giginya sehat. Namun dokter Yos mencium bau yang sangat tidak sedap pada mulutnya, kemudian sang pasien diminta untuk merasakan pil yang rasanya manis. Tetapi sang pasien tidak merasakan manisnya pil tersebut, malahan ia merasakan pahit yang sangat luar biasa. Pada hari ke tujuh sang pasien tetap merasakan pil tersebut sangat pahit, akhirnya dokter Yos menyuruh sang pasien untuk merasakan dengan sungguh-sungguh bahwa pil tersebut rasanya manis. Akhirnya dengan paksaan yang dilakukan dokter Yos pasien tersebut merasakan manisnya pil yang dimakannya. Ternyata ia telah marasakan betapa manisnya sesuatu yang pahit. Itulah maksud dari cerpen ini “katakanlah walaupun itu pahit (jujur)”.
Dalam cerpen ketiga “Air Suci Sita”, diceritakan dua orang tunangan yang siap melangsungkan pernikahan, tetapi sang lelaki pergi begitu lama. Sang wanita pun berharap tunangannya tidak berpaling dengan wanita lain. Mereka berpisah selama 4 tahun, mereka telah banyak mengalami cobaan yang sangat banyak untuk mempertahankan perlangsungan pernikahannya. Sang lelaki adalah sosok yang sangat setia, meskipun ia jauh dengan tunangannya ia tetap menjaga kehormatannya sebagai lelaki, ia tidak mau menyakiti hati tunangaannya walau ia jauh dari hadapannnya. Cerpen ini menggambarkan tentang kesetiaan seorang lelaki terhadap wanita tunangannya. Penulis menulisnya dengan membuat pembaca berangan-angan lebih untuk memahaminya.
Dalam cerpen keempat “Paranormal”, diceritakan dalam sebuah keluarga ada seorang anak (namanya Solikha)  dari 3 bersaudara yang tidak suka dengan kelahiran seorang pembantu (namanya Iyah)  dalam rumah tersebut. Seluruh anggota keluarga senang dengan kehadirannya, tetapi ia selalu gelisah dengan kehadiran anak pembantu itu. Solikha mempunyai sifat yang senag terhadap anak-anak, terbukti dengan kalimat “aku disebut sebagai solikha yang sangat mencintai anak”, tetapi ia tidak suka jika seluruh keluargnay suka dengan anak pembantu. Sampai akhir ceritapun seorang solikha tidak suka dengan anak pembantu tersebut, sampai-sampai ia berangan-angan untuk melenyapkannya dari bumi.
            Kelebihan karya cerpen seorang Leila S. Chudorin yaitu penulis selalu membuat pembaca terpancing akan akhir cerita dalam cerpennya, karena cerpen ini sangat unik. Dilihat dari cara penulis mempengaruhi pembaca sangat bagus, bahasanya juga unik. Kekurangan dalam cerpennya yaitu jika seorang pembaca tidak jeli dalam memahami setiap kalimat  dari cerpernnya, maka permbaca tidak akan mengerti pesan yang terkandung dalam cerpen ini. Banyak kata-kata sulit yang ia tuliskan.

Kepanjen, 30 September 2013
          Resentator,
           
        Afif Rohman


Resensi Buku Kacamata Tanpa Bingkai

LIKA LIKU KEHIDUPAN
 

 Judul                    : Kacamata tanpa Bingkai
Pengarang            : Sori Siregar
Tahun Terbit        : 2004
Penerbit               : Kreasi Media Utama dan Nusa
                              Agung, Jakarta
Cetakan               : Pertama, 2004
Tebal Buku          : 136 halaman


              Soni Siregar di lahirkan di Medan tahun 1939. Ia merupakan salah satu cerpenis Indonesia. Ia mulai mengarang sejak taun 1960. Tahun 1966-1970 ia bekerja di seksi bahasa inggris, RRI Nusantara III Medan. Pada tahun 1970-1971 ia mendapat beasiswa dari The Asia Foundation untuk mengikuti non-degree program di International Writing Program, The University of lowa, lowa City, lowa, USA. Selain menulis cerpen dan novel, ia juga menulis kolom di beberapa media, seperti Tempo, Maha, dan lain – lain. Salah satunya yaitu buku kumpulan cerpen Kacamata Tanpa Bingkai.
              Buku ini terdapat beberapa cerpen yang menarik, salah satunya yaitu Bisu . Cerpen ini menceritakan tentang dua orang pemuda yang memilih berdiam diri karena mereka menganggap bahwa dengan membisu mereka telah banyak tertolong. Dan pada suatu hari dua pemuda itu menyadari bahwa dengan membisu mereka telah berada di alam mati. Seorang tokoh bernama Borga memilih untuk meninggalkan kebiasaan membisu dan memulai hidupnya dengan berbicara, akan tetapi sosok tokoh “Aku” tetap pada pendiriannya yaitu membisu dikarenakan untuk memilih jalan yang termudah dan teraman.
              Kacamata Tanpa Bingkai merupakan salah satu cerpen yang mempunyai kesamaan judul dengan buku ini. Keunikan dari cerpen ini yaitu menekankan pada judul yang di angkat pada buku tersebut. Kacamata Tanpa Bingkai  mengisahkan tentang paman Cortinez dan tokoh “Aku”, dimana mereka selalu berdebat membahas segala sesuatu dari dua sisi yang berbeda.Tidak hanya berdebat dari satu sisi saja, tetapi dari sisi lainnya. Dalam cerpen ini penulis ingin menyampaikan  pesan bahwa dalam menjalankan kehidupan di perlukan adanya pembaharuan dengan menilai sesuatu hal dari dua sudut pandang yang berbeda seperti kalimat yang tertera dalam cerpen ini.
              Di buku ini terdapat satu cerpen yang berjudul Lilin. Cerpen ini menggambarkan tentang kehidupan seorang ibu penjual kacang goreng yang menantikan akan kehadiran sosok Sunarsa. Ibu penjual kacang goreng ini terus menanti tanpa berusaha mencarinya. Sang suami yang beranggapan bahwa ia telah bertanam si atas tanah yang mandul yang tak akan tumbuh sosok Sunarsa  telah pergi lantaran kekecewaannya terhadap sang istri. Suatu hari ada seorang pemuda yang berkunjung dimana ia telah rela menggantikan dan menjadi sosok Sunarsa yang telah lama ia impikan.
              Dan yang terakhir yakni cerpen dengan judul Jurang. Cerpen ini menceritakan tentang kepulangan seorang pemuda dari daerah rantauan ke kampung halamannya, dimana pemuda itu telah bertahun-tahun tinggal di daerah perantauan dan telah menemukan sesuatu yang ia sangat butuhkan. Pemuda ini di banggakan oleh teman-teman seumurnya lantaran perubahan cara berfikir dan sikapnya. Tetapi pemuda ini tidak mau akan sikap teman-temannya yang menurutnya sangat berlebihan dimana sebenarnya sikap dan cara berfikirnya tidak jauh lebih baik dari teman-temannya itu.
              Buku kumpulan cerpen ini sangat menarik dengan tema kehidupan yang beraneka ragam, tetapi buku ini sebagian bahasanya ada yang sulit di mengerti dan ada pula cerita yang sulit di pahami sehingga harus di baca dengan teliti bahkan di baca berulang-ulang. Buku ini cocok di baca oleh seluruh lapisan masyarakat baik remaja, dewasa, maupun orang tua. 

Kepanjen, 30 September 2013
               Resentator,
       

          Vina Mutammima