Friday, January 23, 2015

Hakikat Manusia Dalam Pandangan Islam

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
A.    KONSEP MANUSIA MENURUT ISLAM
1.      Hakikat Manusia
Di dalam Al Qur’antelah dijelaskan gambaran konkret tentang manusia, dan penyebutan nama manusia tidak hanya satu macam. Azra dkk (2002:3/161) mengemukakan bahwasanya di dalam Al Qur’an ada 3 istilah nama untuk manusia : al-basyar, al-nas, dan al-insan. Sedangkan DEPAG RI menyebutkan 5 istilah untuk manusia , yaitu bani adam, basyar, nas, insan dan ‘abd.
a.       Bani Adam
Bagi manusia didasarkan pada tinjauan historis, karena manusia adalah bani adam “anak cucu adam”. Silsilah manusia semuanya berhulu dari Nabi Adam, seperti dalam firman Allah SWT, QS Yasin ayat 60 :
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“bukankah aku telah memerintahkan kepadamu hai bani adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”
b.      Basyar
Kata basyar mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah, kemudian lahir basyarah yang berarti kulit. Jadi, istilah basyar ini menunjukkan bahwa kulit manusia tampak jelas berbeda dari kulit hewan.
وَمِن اٰيٰتِهۤ اَن خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ اِذَاۤ اَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ
“ Di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan kamudari tanah, tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang baik “(Ar Rum 20)
c.       Insan
Secara intelektual yakni manusia merupakan makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan.
                                                                                                                    لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ 
                     “Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At Tin 4)

d.      Nas
Secara sosiologis, manusia disebut nas yang menunjukkan kecenderungan untuk berkelompok dengan sesama jenisnya, Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
“wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal” (al hujurat 13)
      Penulis tidak memasukkan ‘abd sebagai salah satu penyebutan untuk manusia karena ‘abd yang artinya “hamba” juga berlaku untuk makhluk lain yang diperintahkan untuk ibadah, misalnya jin.

2.      Potensi Manusia
Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia memiliki potensi yang dapat dilakukan manusia dalam mewujudkannya. Sebab Allah telah memberi petujuk tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, dan ia juga memberikan kebebasan untuk memilih diantara keduanya.
Seperti dalam Q.S al-Kahfi: 29 yang artinya: “ Siapa yang hendak beriman, silahkan beriman. Siapa yang hendak kafir silahkan juga kafir.”
                        Potensi positif dan negatif  manusia yang diterangkan di dalam al-Qur’an, antara lain, meliputi :
a.         Potensi positif, diantaranya :
1)        Manusia memiliki fitrah beragama tauhid, yakni bertuhan hanya kepada Allah (Q.S al-Rum :30)
2)        Manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya (Q.S al-Tin:5)
3)        Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia (Q.S al-Isra’ :70)
4)        Manusia adalah makhluk Alah yang terpintar (Q.S al-Baqarah:31-33, al-Naml: 38-40)
5)        Manusia adalah makhluk Allah yang terpercaya untuk memegang amanat (Q.S al-Ahzab :72)
b.         Potensi Negatif, diantaranya :
1)        Manusia adalah makhluk yang lemah (Q.S al-Nsa’ :28)
2)        Manusia adalah makhuk yang suka keluh kesah (Q.S al-Ma’arij : 19)
3)        Manusia adalah makhluk dholim dan ingkar (Q.S Ibrahim: 34)
4)        Manusia adalah makhluk yag suka membantah (Q.S al-Kahfi: 54)
5)        Manusia adalah makhluk yang suka melewati batas (Q.S al-Alaq: 6-7)
Sifat-sifat manusia yang mengarah kepada potensi positif atau negatif melalui uraian tentang fitrah, nafsu, qalb dan akal, adalah sebagai berikut :
a)      Fitrah
Diartikan sebagai penciptaan atau kejadian. Ini diartikan bahwa fitrah manusia adalah kejadiannya sejak  semula atau bawaan sejak lahir yang merupakan penciptaan Allah
b)      Nafs (Nafsu atau jiwa)
Diartikan sebagai syahwat (nafsu) dan juga jiwa. Dapat dikatakan bahwa nafs menunjuk kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk, yang diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang mendorong manusia untuk berbuat kebaikan atau keburukan.
c)      Qalb (Hati)
Secara bahasa, qalb berarti bermakna membalik, karena sering membolak balik, terkadang senang, sedih, adakalanya setuju dan menolak.
d)     Aql ( akal)
Akal adalah sesuatu yang mengingat atau menghalangi seseorang agar tidak terjerumus kedalam kesalahan, atau dosa.

3.      Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
a)      Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Hewan
Manusia dan hewan sama-sama memiliki nafsu, akan tetapi manusia juga dilengkapi dengan akal dan hati yang tidak dimiliki oleh hewan. Dengan akal dan hatinya manusia mampu mencari rezeki, membedakan rezeki dan proses pencariannya antara yang halal dengan yang haram.
b)      Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Malaikat
Perbedaanya itu Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) sedangkan manusia di ciptakan dari tanah (thin). Manusia memiliki akal , hati dan nafsu sedangkan malaikat hanya memilki akal dan tidak memiliki nafsu. Jika akal dan hati yang dikembangkan, manusia akan mampu melampaui kemuliaan yang dimiliki malaikat.

c)      Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Jin
Persamaanya adalah adalah sama-sama makhuk ciptaan Allah. Seangkan perbedaan antara manusia dengan jin adalah, manusis adalah makhluk Allah yangg terdiri dari jalinan unsur  jasmaniah dan rohaniah, sedangkan jin hanya terdiri dari unsur rohaniah saja, karenanya jin termasuk makhluk gaib yang di ciptakan dari api.

B.     ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Sebagai makhluk sosial, manusia dalam hidupnya sudah membawa potensi fitrah sejak lahir dan banyak memperoleh pengalaman dari lingkungannya, terutama lingkungan terdekatnya

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
          
Artinya : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya yang  menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi” (HR. Bukhori Juz 2 HAL 125)
          Hadist tersebut menunjukkan betapa besar pengaruh orang-orang terdekat dalam hidup manusia. Para ahli mengatakan bahwa secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu :
1.      Faktor Personal : faktor yang datang dari diri individu, meliputi faktor biologis dan sosiopsikologis
2.      Faktor situasional : faktor yang berasal dari luar individu, termasuk lingkungan.

C.    KEDUDUKAN DAN TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Dalam pandangan islam, manusia diberi dua kedudukan yang mulia oleh Allah, yaitu sebagai hamba (‘abdullah) dan khalifah Allah. Kedudukan manusia itu unik, ia berada diantara binatang dan malaikat. Ia bisa naik ke kedudukan yang sama dengan malaikat apabila bisa mengendalikan hawa nafsunya. Mereka bahkan bisa lebih tinggi dari derajat malaikat. Rasullah adalah manusia yang berhasil menembus tempat yang tidak dapat ditembus malaikat, yaitu  Sidratul Muntaha dan Mustawa. Sebaliknya manusia akan turun derajatnya seperti binatangapabila ia menuruti hawa nafsunya. Bahkan mereka bisa lebih rendah dari pada binatang.
Tujuan Penciptaan manusia adalah agar manusia beribadah kepada Alllah sesuai yang tertera dalam Q.S al-Dzariyah : 56-57 Arti kata beribadah di sini berarti bahwa manusia harus mengabdi, berbakti dan menghambakan diri kepada Allah SWT.  Beribadah harus diartikan secara luas , yaitu meliputi ketaatan , ketundukan dan kepatuhan atas ketentuan dan kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah dalam menjalankan hidup dimuka bumi ini, baik yang menyangkut  habl min Allah wa habl min al-nas yang diwujudkan dalam bentuk iman dan amal saleh.

D.    PERAN DAN TANGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI  KHOLIFAH DAN HAMBA ALLAH
1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
E.     IKHTISAR MEREALISASIKAN TUGAS HIDUP MANUSIA
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, bahwa tugas manusia adalah menjadi khalifah di bumi. Tugas sebagai khalifah sebagaimana firman Allah Swt :
             إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا * لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
                 “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73)
                             Tampak pada ayat tersebut, bahwasanya manusia harus lebih mementingkan kewajiban daripada menuntut hak. Karena istilah yang populer di dalam islam “ al-wajibaat wal huquuq” (kewajiban dan hak). Upaya untuk merealisasikan tugas hidup tersebut harus dilakukan secara maksimal dan sesuai kemampuan. Agar sukses mengemban sebagai khalifah, manusia dapat melaksanakan upaya sebagai berikut :
a.       Berilmu yang memadai
b.      Bertindak secara nyata
c.       Mencari lingkungan yang baik
d.      Berdoa
e.       Menjaga hati
f.       Semua dilengkapi dengan bertawakal


No comments:

Post a Comment