Monday, November 24, 2014

Makalah Penginderaan Jauh (Indraja)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Penginderaan Jauh yang disingkat PJ atau Indraja, dalam bahasa Inggris disebut remote Sensing, bahasa Perancis diebut Telediction, bahasa Jerman Fernerkundung, Portugis menyebutnya dengan Sensoriamento remota dan lain-lain. Penginderaan Jauh yang berkembang saat ini di Indonesia sudah digunakan oleh hampir semua negara maju. Negara-negara maju menggunakan penginderaan jauh kerna kebutuhan data dann informasi yang sangat mendesak, karena data dan informasi tersebut banyak digunakan untuk perencanaan pengembangan fisik, sosial maupun militer. Pengembangan itu sendiri memerlukan data dan informasi yang akurat dan up to date, cepat dan mudah, dengan keakuratan data dan informasi, maka perencanaan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
            Berdasarkan hasil penelitian para ahli penginderaan jauh selama ini serta adanya kebutuhan bagi pembangunan nasional, maka pemerintah telah memutuskan untuk membangun suatu sistem Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh yang pelaksanaannya dipercayakan kepada LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Sistem yang dibangun disesuaikan dengan perkembangan saat ini, yaitu dapat menerima dan mengolah data dari berbagai satelit yang diorbitkan dari bumi.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa itu Penginderaan Jauh?
2.      Apa saja komponen dari penginderaan jauh?
3.      Apa saja karakteristik dari penginderaan Jauh?
4.      Apa manfaat penginderaan jauh bagi pembangunan nasional?
1.3       Tujuan
1.      Untuk mengetahui sistem Penginderaan Jauh
2.      Untuk mengetahui komponen dari penginderaan jauh
3.      Untuk mengetahui karakteristik dari penginderaan Jauh
4.      Untuk mengetahui manfaat penginderaan jauh bagi pembangunan nasional




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Penginderaan Jauh
            Penginderaan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek dengan menggunakan sensor(alat pengindera), baik sensor alamiah maupun sensor buatan.  Sensor alamiah berupa mata,telinga,hidung, lidah dan kuit. Sedangkan sensor buatan seperti kamera, sonar, radiometer dan scanner.
Penginderaan jauh menurut Lindgren adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis tentang bumi. Menurut Welsin dan Bufon, penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area maupun gejala tersebut. Sedangkan menurut Lillesand dan Kiefer Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya.
Jadi penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dan teknik dalam usaha untuk mengetahui benda, gejala dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat pengindera berupa sensor buatan.
2.2       Komponen Penginderaan Jauh
1.      Tenaga
Dalam penginderaan jauh dibutuhkan suatu tenaga yang bersifat ilmiah yaitu sinar matahari, sinar bulan maupun sinar buatan jika waktu pemotretan dilakukan pada malam hari.
Penginderaan jauh yang menggunakan sinar matahari disebut sistem pasif, sedangkan kalau menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif.  Disamping matahari sebgai sumber pokok tenaga, atmosfer juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penginderaan jauh akan tetapi pengaruh atmosfer setiap bagian tidak sama. Pengaruh atmosfer yang cukup besar menyebabkna banyak bagian yang spektrumnya tidak dapat digunakan untuk merambatkan panjang gelombang. Bagian yang mampu melanjutkan energi dan dapat di tangkap oleh sensor mata adalah bagian yang memiliki jendela atmosfer. Jendela asmosfer adalah bagian spektrum tampak mata yang sering digunakan. hamburan yang terjadi pada spektrum mata ada 2 macam yaitu hamburan releight dann hamburan mie.

2.      Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderan jauh, antara lain meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer.

3.      Sensor
Sensor adalah suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam. Kemmpuan sensor menyajikan gambar objek lain yang terkeci disebut kualitas sensor. Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua macam.
a.       Sensor Fotografik
Adalah sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra.
b.       Sensor Elektromagnetik
Adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroprasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar x sampai gelombang radio dan menghasilkan foto ata citra.  
4.      Wahana
Wahana adalah kendaraan yang dipakai untuk membawa sensor


5.      Citra/Keluaran
Citra atau keluaran adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal dan ciri spektral.
Ciri Spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi: bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Ciri Temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.
Ciri Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.
Citra foto dibuat dari foto udara, dibuat dari pesawat udara dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spektrum tampak mata dan perluasannya. Citra foto dapat dibedakan menjadi sistem wahana yaitu foto satelit dan foto udara; spektrum elektromagnetik yang digunakan yaitu ultraviolet, ortokromatik, pankromatik, inframerah warna asli dan inframerah warna palsu; kemiringan sumbu kamera terhadap permukaan bumi yaitu foto vertikal atau foto tegak dan foto miring atau foto condong; sudut pandang kamera dengan sudut normal, sudut besar dan sudut sanganbesar; jenis kamera; warna yang digunakan seperti warna semu dan warna asli.
Citra nonfoto merupakan citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal dengan berdasarkan atas penyinaran dengan scanner untuk menghasilkan gambarnya. Citra nonfoto dapat dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan wahana seperti citra dirgantara dan citra satelit; berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan seperti citr radar, citra inframerah termal dan citra gelombang mikro. Sedangkan berdasarkan sensor yang digunakan yaitu citra tunggal dan citra multi spektral.

2.3       Karakteristik  Penginderaan Jauh
            Adapun karakteristik dari penginderaan jauh, yaitu:
            a. Tidak pernah kontak langsung dengan objek
            b. Selalu menggunakan sensor
            c. Selalu menggunakan gelombang elektromagnetik
            1) Sistem sensor ; terdapat dua sistem sensor dalam penginderaan yaitu sensor optis dan sensor radar. Hal pembeda dari kedua sensor tersebut terletak pada sistem energi yang di rekam oleh sensor. Jika sensor optis bersifat asif dimana merekam hasil pemantulan objek oleh sinar matahari, sedangkan sensor radar bersifat aktif dimana menerima hamburan balik (backscatter) dari objek yang asal energinya berasal dari sensor radar.
            2) Resolusi ; terdapat empat resolusi yang sering digunakan dalam menerangkan data indraja. Resolusi spasial, temporal, radioetrik dan spektral.
            3) Lebar sapuan ; lebar permukaan bumi yang dapat direkam oleh satelit, biasanya tergantung pada ketinggian orit satelit dari permukaan bumi, semakin tinggi letak satelit semakin lebar permukaan bumi yang dapat di rekam, begitu juga sebaliknya.
            4) Sistem Orbit ; ada sistem orbit yang dikenal di penginderaan jauh seperti orbit polar, orbit ekuatorial dan orbit tetap (geostationer). Orbit polar adalah suatu lintasan satelit dari kutub ke kutub yang ada di bumi sedangkan orbit ekuatorial adalah suatu lintasan satelit yang sejajar dengan garis equator.

2.4       Pemanfaatan Penginderaan Jauh
            2.4.1    Bidang Kehutanan
Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai hutan di daerah Kalimantan yang mana merupakan salah satu paru-paru dunia dan kini marak terjadinya kebakaran akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab maupun pengaruh musim kemarau. Dengan adanya sistem penginderaan jauh pemerintah sangat terbantu untuk mengontrol kawasan hutan tersebut dari jarak jauh  melalui LAPAN.
2.4.2    Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman. Seperti di daerah Batu dimana dengan kondisi lahan pada dataran tinggi lahan tersebuat cocok untuk perkebunan sayur, sehingga warga daerah tersebut tidak salah dalam pemilihan jenis tanaman budidaya.
2.4.3    Bidang Pembuatan Peta
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi.Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena c itra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah.
Aspek pertahanan bagi tiap-tiap negara merupakan unsur ynag penting, oleh karena itu segala penyelenggara kegiatan yang berkaitan dengan pertahanan perlu mendapatkan prioritas karena elemen dari pertahanan tidak hanya meliputi persenjataan dan personil militernya saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain seperti proses perencananaan dan sistem yang digunakan dalam mendukung perencanaan. Perkembangan penginderaan jauh membuka peluang untuk mengembangkan suatu taktik militer, terutama untuk pengumpulan data-data yang diperlukan dalam suatu operasi militer. Dimana data yang terkumpul lebih lengkap. Teknologi Indraja ini juga dapat di gunakan untuk keperluan pengamatan dan pengintaian dalam rangka mendeteksi pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh pihak asing.
2.4.4    Bidang Meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA)

TIROS
NOAA
 







Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a.  Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan
kandungan air dalam udara.
b.  Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
c.  Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d.  Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
Contohnya adalah keadaan iklim di Indonesia yang ekstrim sangat membutuhkan pantauan sistem penginderaan jauh dalam bidang meteorologi guna membantu dalam sisi bidang pertanian, pelayaran, penerbangan,dan lain sebagainya. Dalam bidang pertanian dapat membantu dalam sistem musim tanam yang baik sesuai iklim yang terjadi.

2.4.5    Bidang Oseanografi (SEASAT)
SEASAT
 







Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut.
a.  Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan
salinitas sinar tampak (0 - 200 m).
b.  Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c.  Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d.  Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan
SPOT).
Contohnya adalah Sebagai negara maritim, banyak penduduk Indonesia yang bermatapencaharian sebagai nelayan, dimana ikan merupakan salah satu sumber daya laut yang utama. Telah kita ketahui bahwa nelayan di Indonesia masih mengggunakan metode tradisonal dalam mencari titik ikan berkumpul, seringkali itu tidak akurat karena hanya berdasarkan kebiasaan. Sehingga hasil tangkapan tidak optimal dan pendapatan yang relatif sedikit. Dengan adanya sistem penginderaan jauh dalam bidang ini diharapkan dapat membantu pemanfataan laut dalam pencarian titik-titik ikan berkumpul seperti ynag sudah di terapkan oleh Negara Jepang, seingga hal tersebut dapat membantu dan mengangkat perekonomian nelayan di Indonesia.
2.4.6    Bidang Hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT)
Spot
Landsat
 








Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
a.  Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
b.  Pemetaan sungai dan studi  sedimentasi sungai.
c.  Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
2.4.7    Bidang Geofisika Bumi Padat, Geologi, Geodesi, dan Lingkungan (LANDSAT, GEOSAT)





Landsat
 



Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut.
a.  Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b.  Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c.  Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak
bumi, dan batu bara).
e.  Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
f.   Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.



BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dan teknik dalam usaha untuk mengetahui benda, gejala dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat pengindera berupa sensor buatan. Penginderaan jauh mempunyai komponen-komonen dan karakteristik tersendiri. Sistem penginderaan jauh juga mempunyai beberapa manfaat bagi pembangunan dan pertahanan nasional dalam berbagai bidang yang mana dapat membantu memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia.

3.2       Saran
            Dengan keberadaan penginderan jauh atau biasa disebut dengan indraja sangat membantu negara Indonesia dalam bidang pembangunan dan pertahanan negara, karena dengan adanya sistem penginderaan jauh lebih memudahkan pemerintah dalam mengelola informasi dan data yan kaurat tanpa harus terjun langsung kelokasi. Sayangnya, sistem penginderaan jauh di Indonesia masih dalam tahap urang dalam dari segi kelengkaan peralatan untuk menunjang kebutuhan negara dalam bidang pembangunan maupun pertahanan. Diharapkan dengan mengetahui fungsi indraja yang begitu hebat, bisa menjadi acuan bagi pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarana indraja untuk menunjang perkembangan negara Indonesia agar terciptanya kemakmuran dalam segala bidang.



DAFTAR PUSTAKA

Wardiyatmoko.K. 2006. Geografi. Jakarta:  PT Gelora Aksara Pratama
Dedi.2012. Geografi. (Online), (http://dedigeografi.blogspot.com/2012/03/istilah-geografi-berasal-dari-bahasa.html), di akses pada 14 Oktober 2014

            Radar.Satuan. 2012.Kajian Pemanfaatan Satelit Penginderaan Jauh. (Online), (http//satrad231.blogspot.com/2012), diakses pada 26 Oktober 2014