BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penginderaan
Jauh yang disingkat PJ atau Indraja, dalam bahasa Inggris disebut remote
Sensing, bahasa Perancis diebut Telediction, bahasa Jerman Fernerkundung,
Portugis menyebutnya dengan Sensoriamento remota dan lain-lain. Penginderaan
Jauh yang berkembang saat ini di Indonesia sudah digunakan oleh hampir semua
negara maju. Negara-negara maju menggunakan penginderaan jauh kerna kebutuhan
data dann informasi yang sangat mendesak, karena data dan informasi tersebut
banyak digunakan untuk perencanaan pengembangan fisik, sosial maupun militer.
Pengembangan itu sendiri memerlukan data dan informasi yang akurat dan up to date, cepat dan mudah, dengan
keakuratan data dan informasi, maka perencanaan dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli penginderaan jauh
selama ini serta adanya kebutuhan bagi pembangunan nasional, maka pemerintah
telah memutuskan untuk membangun suatu sistem Stasiun Bumi Satelit Penginderaan
Jauh yang pelaksanaannya dipercayakan kepada LAPAN (Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional). Sistem yang dibangun disesuaikan dengan perkembangan saat
ini, yaitu dapat menerima dan mengolah data dari berbagai satelit yang
diorbitkan dari bumi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
itu Penginderaan Jauh?
2. Apa
saja komponen dari penginderaan jauh?
3. Apa
saja karakteristik dari penginderaan Jauh?
4. Apa
manfaat penginderaan jauh bagi pembangunan nasional?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui sistem Penginderaan Jauh
2. Untuk
mengetahui komponen dari penginderaan jauh
3. Untuk
mengetahui karakteristik dari penginderaan Jauh
4. Untuk
mengetahui manfaat penginderaan jauh bagi pembangunan nasional
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penginderaan Jauh
Penginderaan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek
dengan menggunakan sensor(alat pengindera), baik sensor alamiah maupun sensor
buatan. Sensor alamiah berupa
mata,telinga,hidung, lidah dan kuit. Sedangkan sensor buatan seperti kamera,
sonar, radiometer dan scanner.
Penginderaan
jauh menurut Lindgren adalah berbagai
teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis tentang bumi.
Menurut Welsin dan Bufon,
penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh
informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa
kontak langsung dengan objek area maupun gejala tersebut. Sedangkan menurut Lillesand dan Kiefer Penginderaan jauh
adalah ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek
dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan
objek yang dikajinya.
Jadi
penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dan teknik dalam usaha untuk
mengetahui benda, gejala dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat
pengindera berupa sensor buatan.
2.2 Komponen Penginderaan Jauh
1. Tenaga
Dalam
penginderaan jauh dibutuhkan suatu tenaga yang bersifat ilmiah yaitu sinar
matahari, sinar bulan maupun sinar buatan jika waktu pemotretan dilakukan pada
malam hari.
Penginderaan
jauh yang menggunakan sinar matahari disebut sistem pasif, sedangkan kalau menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif. Disamping matahari sebgai sumber pokok tenaga,
atmosfer juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penginderaan jauh akan
tetapi pengaruh atmosfer setiap bagian tidak sama. Pengaruh atmosfer yang cukup
besar menyebabkna banyak bagian yang spektrumnya tidak dapat digunakan untuk
merambatkan panjang gelombang. Bagian yang mampu melanjutkan energi dan dapat
di tangkap oleh sensor mata adalah bagian yang memiliki jendela atmosfer.
Jendela asmosfer adalah bagian spektrum tampak mata yang sering digunakan.
hamburan yang terjadi pada spektrum mata ada 2 macam yaitu hamburan releight
dann hamburan mie.
2.
Objek
Objek
adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderan jauh, antara lain
meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer.
3.
Sensor
Sensor
adalah suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam. Kemmpuan
sensor menyajikan gambar objek lain yang terkeci disebut kualitas sensor.
Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua macam.
a. Sensor
Fotografik
Adalah
sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan
foto atau citra.
b. Sensor Elektromagnetik
Adalah sensor bertenaga elektrik dalam
bentuk sinyal elektrik yang beroprasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari
sinar x sampai gelombang radio dan menghasilkan foto ata citra.
4.
Wahana
Wahana adalah kendaraan yang dipakai
untuk membawa sensor
5.
Citra/Keluaran
Citra
atau keluaran adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau tampak langsung pada hasil cetakan. Tiga ciri yang terekam oleh sensor
adalah ciri spasial, ciri temporal dan ciri spektral.
Ciri
Spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi: bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Ciri
Temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.
Ciri
Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda,
yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau
keabuan suatu gambar objek pada citra. Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
citra foto dan citra nonfoto.
Citra
foto dibuat dari foto udara, dibuat dari pesawat udara dengan kamera sebagai
alat dan menggunakan spektrum tampak mata dan perluasannya. Citra foto dapat
dibedakan menjadi sistem wahana yaitu
foto satelit dan foto udara; spektrum
elektromagnetik yang digunakan yaitu ultraviolet, ortokromatik,
pankromatik, inframerah warna asli dan inframerah warna palsu; kemiringan sumbu kamera terhadap permukaan bumi yaitu foto
vertikal atau foto tegak dan foto miring atau foto condong; sudut pandang kamera dengan sudut normal,
sudut besar dan sudut sanganbesar; jenis
kamera; warna yang digunakan
seperti warna semu dan warna asli.
Citra
nonfoto merupakan citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal dengan
berdasarkan atas penyinaran dengan scanner untuk menghasilkan gambarnya. Citra
nonfoto dapat dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan
wahana seperti citra dirgantara dan citra satelit; berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan seperti citr radar, citra inframerah termal dan
citra gelombang mikro. Sedangkan
berdasarkan sensor yang digunakan yaitu citra tunggal dan citra multi
spektral.
2.3 Karakteristik Penginderaan Jauh
Adapun
karakteristik dari penginderaan jauh, yaitu:
a. Tidak pernah
kontak langsung dengan objek
b.
Selalu menggunakan sensor
c.
Selalu menggunakan gelombang elektromagnetik
1) Sistem sensor ; terdapat dua sistem sensor dalam
penginderaan yaitu sensor optis dan sensor radar. Hal pembeda dari kedua sensor
tersebut terletak pada sistem energi yang di rekam oleh sensor. Jika sensor
optis bersifat asif dimana merekam hasil pemantulan objek oleh sinar matahari,
sedangkan sensor radar bersifat aktif dimana menerima hamburan balik (backscatter) dari objek yang asal
energinya berasal dari sensor radar.
2) Resolusi ; terdapat empat resolusi yang sering
digunakan dalam menerangkan data indraja. Resolusi spasial, temporal,
radioetrik dan spektral.
3) Lebar sapuan ; lebar permukaan bumi yang dapat direkam
oleh satelit, biasanya tergantung pada ketinggian orit satelit dari permukaan
bumi, semakin tinggi letak satelit semakin lebar permukaan bumi yang dapat di
rekam, begitu juga sebaliknya.
4) Sistem Orbit ; ada sistem orbit yang dikenal di
penginderaan jauh seperti orbit polar, orbit ekuatorial dan orbit tetap (geostationer). Orbit polar adalah suatu
lintasan satelit dari kutub ke kutub yang ada di bumi sedangkan orbit
ekuatorial adalah suatu lintasan satelit yang sejajar dengan garis equator.
2.4 Pemanfaatan Penginderaan Jauh
2.4.1 Bidang Kehutanan
Bidang
kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan
pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali,
pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya
hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan
terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu
dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur
secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi
di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Seperti yang kita
ketahui bahwa Indonesia mempunyai hutan di daerah Kalimantan yang mana
merupakan salah satu paru-paru dunia dan kini marak terjadinya kebakaran akibat
ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab maupun pengaruh musim kemarau.
Dengan adanya sistem penginderaan jauh pemerintah sangat terbantu untuk
mengontrol kawasan hutan tersebut dari jarak jauh melalui LAPAN.
2.4.2 Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi
penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil
yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan
tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk
yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar
penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha
pertanian atau budidaya permukiman. Seperti di daerah Batu dimana dengan
kondisi lahan pada dataran tinggi lahan tersebuat cocok untuk perkebunan sayur,
sehingga warga daerah tersebut tidak salah dalam pemilihan jenis tanaman
budidaya.
2.4.3 Bidang Pembuatan Peta
Peta
citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai
peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster
yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu.
Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya
generalisasi.Peranan peta citra (space
map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat
ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput
seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai
keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena c itra
merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan
generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta
dasar dan peta tanah.
Aspek
pertahanan bagi tiap-tiap negara merupakan unsur ynag penting, oleh karena itu
segala penyelenggara kegiatan yang berkaitan dengan pertahanan perlu
mendapatkan prioritas karena elemen dari pertahanan tidak hanya meliputi
persenjataan dan personil militernya saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain
seperti proses perencananaan dan sistem yang digunakan dalam mendukung
perencanaan. Perkembangan penginderaan jauh membuka peluang untuk mengembangkan
suatu taktik militer, terutama untuk pengumpulan data-data yang diperlukan
dalam suatu operasi militer. Dimana data yang terkumpul lebih lengkap.
Teknologi Indraja ini juga dapat di gunakan untuk keperluan pengamatan dan
pengintaian dalam rangka mendeteksi pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh
pihak asing.
2.4.4 Bidang Meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN
NOAA)
TIROS
|
NOAA
|
Manfaat penginderaan
jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui
pengamatan tingkat perawanan dan
kandungan
air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan
peramalan/prediksi dengan cara menentukan
daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
c. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data
klimatologi.
Contohnya adalah
keadaan iklim di Indonesia yang ekstrim sangat membutuhkan pantauan sistem penginderaan
jauh dalam bidang meteorologi guna membantu dalam sisi bidang pertanian,
pelayaran, penerbangan,dan lain sebagainya. Dalam bidang pertanian dapat
membantu dalam sistem musim tanam yang baik sesuai iklim yang terjadi.
2.4.5 Bidang Oseanografi (SEASAT)
SEASAT
|
Manfaat penginderaan
jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut.
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu
permukaan, arus permukaan, dan
salinitas sinar tampak
(0 - 200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut
(tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan
distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan
sedimentasi (LANDSAT dan
SPOT).
Contohnya adalah
Sebagai negara maritim, banyak penduduk Indonesia yang bermatapencaharian
sebagai nelayan, dimana ikan merupakan salah satu sumber daya laut yang utama. Telah
kita ketahui bahwa nelayan di Indonesia masih mengggunakan metode tradisonal
dalam mencari titik ikan berkumpul, seringkali itu tidak akurat karena hanya
berdasarkan kebiasaan. Sehingga hasil tangkapan tidak optimal dan pendapatan
yang relatif sedikit. Dengan adanya sistem penginderaan jauh dalam bidang ini
diharapkan dapat membantu pemanfataan laut dalam pencarian titik-titik ikan
berkumpul seperti ynag sudah di terapkan oleh Negara Jepang, seingga hal
tersebut dapat membantu dan mengangkat perekonomian nelayan di Indonesia.
2.4.6 Bidang Hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT)
Spot
|
Landsat
|
Manfaat penginderaan
jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan
konservasi sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
Landsat
|
Manfaat penginderaan
jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping
pemotretan dengan pesawat
terbang
dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana
(kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung
berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan
distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak
bumi,
dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan
lapisan minyak di laut.
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan
pencemaran laut.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penginderaan
jauh merupakan ilmu dan seni dan teknik dalam usaha untuk mengetahui benda,
gejala dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat pengindera berupa
sensor buatan. Penginderaan jauh mempunyai komponen-komonen dan karakteristik
tersendiri. Sistem penginderaan jauh juga mempunyai beberapa manfaat bagi
pembangunan dan pertahanan nasional dalam berbagai bidang yang mana dapat
membantu memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia.
3.2 Saran
Dengan keberadaan penginderan jauh
atau biasa disebut dengan indraja sangat membantu negara Indonesia dalam bidang
pembangunan dan pertahanan negara, karena dengan adanya sistem penginderaan
jauh lebih memudahkan pemerintah dalam mengelola informasi dan data yan kaurat
tanpa harus terjun langsung kelokasi. Sayangnya, sistem penginderaan jauh di
Indonesia masih dalam tahap urang dalam dari segi kelengkaan peralatan untuk
menunjang kebutuhan negara dalam bidang pembangunan maupun pertahanan.
Diharapkan dengan mengetahui fungsi indraja yang begitu hebat, bisa menjadi
acuan bagi pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarana indraja untuk
menunjang perkembangan negara Indonesia agar terciptanya kemakmuran dalam
segala bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Wardiyatmoko.K. 2006. Geografi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
Dedi.2012. Geografi. (Online), (http://dedigeografi.blogspot.com/2012/03/istilah-geografi-berasal-dari-bahasa.html),
di akses pada 14 Oktober 2014
Radar.Satuan.
2012.Kajian Pemanfaatan Satelit
Penginderaan Jauh. (Online),
(http//satrad231.blogspot.com/2012), diakses pada 26 Oktober 2014