Thursday, August 28, 2014

Resensi Buku Bulan Bugil Bulat

Cinta, Keluarga dan Kasih Sayang

Judul               :Bulan Bugil Bulat
Pengarang       : Yanusa Nugroho
Pengantar        : Sapardi Djoko Damono
Cetakan           : Kedua
Tahun terbit     : 2004
Tebal buku      : 178 halaman

Bulan Bugil Bulat adalah kumpulan cerpen karya Yanusa Nugroho, seorang pengarang kelahiran Surabaya, 2 Januari 1960. Pengarang dari Jawa ini adalah lulusan Fakultas Sastra UI. Selain menulis cerpen, Yanusa juga dikenal sebagai ‘Dalang Edan’ karena ketertarikannya yang kuat di bidang seni pewayangan, khususnya wayang kulit. Bahkan VCD wayang pertamanya, “Dewa Ruci”, menjadi bahan studi di Departemen Teater dan Film, Universitas Glasgow – Inggris. Cerpen – cerpen Yanusa juga mendapat banyak penghargaan. Bulan Bugil Bulat adalah kumpulan cerpen Yanusa yang sarat dengan nilai – nilai kehidupan.
Cerpen “DORRR” menceritakan dua pemburu bernama Yasin dan Rustam. Yasin dulunya adalah seorang yang gemar berladang. Namun karena ingin tambahan biaya untuk menikahi Munah, Yasin beralih profesi menjadi seorang pemburu monyet. Ternyata, berburu justru membawa bencana bagi Yasin dan Rustam. Dalam cerpen ini, Yanusa berhasil memainkan emosi para pembaca dan membuat pembaca benar – benar masuk dalam cerita.
Selanjutnya, cerpen berjudul “Krrreeoookk…rrk” menceritakan tentang keluarga miskin, Kumis dan Maemunah. Suatu malam, ketujuh anak Kumis dan Maemunah menangis karena kelaparan. Kumis yang tidak tega melihat anak – anaknya menangis bergegas berlari ke tempat pemecahan batu, berharap ia dapat menjual batu – batu tersebut. Di tengah perjalanan, Kumis bertemu dengan Malaikat Mikail yang kemudian memberinya ilmu untuk mengubah batu menjadi singkong. Cerpen “Krrreeoookk..rrk” memberikan sebuah pesan bahwa kita harus tetap bekerja keras bagaimanapun kondisi kita.
Berlatar suasana Jawa yang kental, cerpen “Kisah Sum – Sabar” akan membawa pembaca pada kisah cinta Sum dan Sabar, pembantu Ndoro Besar. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus. Sum telah dilamar oleh Denmas Muda, anak Ndoro Besar. Sabar sangat kecewa mengetahui hal tersebut, namun dia tak bisa berbuat apa – apa. Hingga dia menemukan kulit ular yang membuatnya sakti seketika. Sabar dan Sum merencanakan sesuatu untuk menggagalkan pernikahan tersebut. Dengan bantuan kulit ular, Sabar membunuh Mbah dukun yang dipercaya sebagai pengendali acara pernikahan. Pernikahan menjadi kacau balau.
Bu Guru Dwita, merupakan cerpen dengan tema cerita sederhana. Menceritakan Bu Dwita, guru bahasa Indonesia di sebuah SMP yang hari itu tengah berulang tahun. Bu Dwita adalah orang yang ramah dan penuh perhatian. Dia bahkan menjadi tempat berkeluh kesah para muridnya. Hari itu ulangan bahasa Indonesia. Bu Dwita memberi tugas mengarang kepada para muridnya. Ternyata murid – murid Bu Dwita tengah menyiapkan kejutan untuk guru yang sangat penuh kasih saying dan kelembutan itu.
Cerpen – cerpen Yanusa dalam buku ini menggunakan tema – tema cerita sederhana yang sarat dengan nilai – nilai kehidupan, bahkan mengajak pembaca untuk berpikir kritis. Tapi sayang, ada isinya yang kurang masuk akal, begitu juga dengan penggunaan beberapa bahasa daerah yang kurang dipahami oleh pembaca. Meskipun demikian, buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja dan orang tua.
                                                
                                                           


          Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                          Resensator,
                                                                           Andrean Yoga Pratama

No comments:

Post a Comment