Thursday, August 28, 2014

Resensi Buku Parmin

Cinta, Pengorbanan dan Takdir

Judul             : Parmin                                                                                            Penulis          : Jujur Prananto
Penerbit        : Buku Kompas
Tahun terbit  : 2002
Cetakan        : Pertama
           
            Parmin merupakan salah satu kumpulan cerpen karya milik Jujur Prananto. Jujur Prananto adalah penulis yang selalu menggabungkan kisah nyata kehidupan manusia dengan dibumbui inspirasi-inspirasi di sekitarnya. Ia lahir di Salatiga, 30 Juni 1960. Selain menulis cerpen, ia juga pernah menulis beberapa skenario film di awal tahun 1990-an. Serial skenarionya mendapat predikat Best Teleplay pada FSI 1994.
            Kumpulan cerpen Parmin ini banyak yang terinspirasi dari kehidupan-kehidupan sekitar, seperti cerpen berjudul “Nasip Seorang Pendengar Setia”. Cerpen ini menceritakan tentang seorang pendengar yang harus selalu tertawa ketika mendengar bosnya menceritakan lelucon. Lelucon yang sebenarnya tidak lucu, tetapi ia harus tertawa hidup dibawah tekanan seperti ini membuat ia masuk rumah sakit dengan penyakit yang tidak bisa dideteksi oleh dokter.
            Cerpen “Nasip Seorang Pendengar Setia” merupakan contoh potret kehidupan nyata manusia yang dikaji dalam bentuk cerpen. Selain itu masih ada cerpen “Perjalanan Dua Pencari Alamat” yang menceritakan perjuangan seorang isteri yang mencari alamat tempat suaminya pergi merantau. Hanya berbekal secarik kertas berisi alamat, sang istri mencari sampai ratusan mil jauhnya. Harapannya meredup ketika tempat suaminya tinggal sudah terbakar satu tahun lalu dan sekarang dibangun menjadi rumah susun (rusun), sedangkan penghuninya yang dulu tidak diketahui keberadaannya sekarang. Tiga tahun kemudian, ada seorang anak mencari alamat sang ibu yang pergi merantau. Ternyata anak tersebut adalah anak dari si istri yang tidak kunjung pulang mencari alamat suami.
            Cerpen lainnya yaitu “Paduan Suara” yang menceritakan seorang pelatih vokal bernama Sugeng yang ditugaskan Gubernur untuk melatih grup vokal Pemda setempat. Penyesalannya karena menuruti semua perkataan Gubernur hanya karena kedudukan dan pangkatnya. Akhirnya usah selama berbulan-bulan sia-sia karena suara buruk milik anak Gubernur.
            Ada juga cerpen lain, seperti cerpen “Reuni” yang menceritakan tentang Kemal yang datang mengunjungi makam leluhurnya. Di tempat pemakaman tersebut ia bertemu seorang juru kunci yang tanpa diduga adalah saudara dari ibunya. Tidak lama kemudian, datang suami istri yang juga mengunjungi makam tersebut dan tidak diduga-duga, sepasang suami istri tersebut adalah saudara jauh Kemal. Mereka mempunyai anak yang ternyata adalah rekan kerja Kemal. Kejadian yang tidak disengaja itu membuat mereka semua tertawa.
            Dari sekian banyak contoh cerpen Parmin, banyak segi-segi kehidupan yang dapat dicontoh. Jujur Prananto dalam menulis karya-karyanya selalu menggunakan bahasa yang ringan, tidak berbelit-belit serta dapat dibaca oleh semua golongan umur. Selain itu topik dari cerpen-cerpen tersebut mudah dipahami. Sayangnya, cover buku ini tidak terlalu menarik minat pembaca. Selain itu gambar-gambar pada setiap cerpen tidak berwarna dan kurang jelas, sehingga pembaca merasa bosan. Namun tetap saja, buku ini dianjurkan untuk semua kalangan karena kandungan cerpen yang menarik.
                                                                                              
                                                                                Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                                 Resensator
                                                                                          Ester Kristina Dewi

No comments:

Post a Comment