Thursday, August 28, 2014

Resensi Buku Cemara

Banyak Cerita Dalam Cemara


Judul                 : Cemara       
Pengarang         : Hamsad Rangkuti  
Editor                : Nasiruddin
Tahun terbit       : 1982
Penerbit             : Grafiti Pers
Cetakan             : Cetakan kedua, 2004
Tebal buku        : 198 halaman
                         
                          Cemara adalah satu buku cerpen yang diterbitkan oleh Grafiti Pers dikemas menarik, ringan dan bagus. Cerpen ini merupakan hasil karya dari Hamsad Rangkuti lahir pada 7 Mei 1943 di Titikuning, Medan Sumatera Utara. Anak keempat dari enam bersaudara ini hidup menderita sejak kecil. Ketiadaan biaya membatasi pendidikan beliau hanya sampai SMA. Sejak 1960 ia menulis cerpen, pada 1964 salah seorang utusan Sumatera Utara ke Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia (KPKI) di Jakarta. Karya Hamsad Rangkuti lainnya seperti Kompas, Mutiara, Gadis, Sarinah, Kartini, dan Femina.
                          Cemara merupakan kumpulan cerpennya yang kedua, setelah lukisan perkawinan, penerbit Sinar Harapan, 1982. Disuguhkan dengan 20 cerita pendek, salah satunya yaitu  “Nyak Bedah” dalam cerpen ini diceritakan seseorang penjual nasi uduk yang bernama Nyak Bedah, pada saat itu dagangan Nyak Bedah sangatlah laris sampai-sampai dia dikerubungi pelanggan, ibarat Nyak Bedah adalah gula sementara pembeli adalah semutnya. Sampai akhirnya para pelanggan meninggalkan nasi uduk Nyak Bedah  dan Beralih ke roti yang sudah rusak dalam pembakaran. Nyak Bedah bersedih hati dengan hal itu, tetapi muncul seorang laki-laki yang menghiburnya dengan walkman yang dimilikinya. Dan akhirnya Nyak Bedah merasa senang dan melupakan  masalah yang dihadapinya tersebut.
              Dan cerita yang kedua yaitu “Dua Orang Yang Kecewa” cerita ini menceritakan tentang 2 teman seperjuangan yang bernama Bung Rampan dan Bung Andi Baco, mereka saling bertemu tetapi tetapi dalam awal pertemuan mereka itu Bung Rampan tidak mengakui siapa dirinya sebagai teman seperjuangan Bung Andi Baco. Mendengar pengakuan Bung Rampan tersebut Bung Andi Baco sangatlah kecewa, lalu dia pergi. Sebelum Andi Baco meninggalkan Rampan dia meninggalkan sebuah amplop yang berisikan uang 3 juta rupiah dan secarik surat. Lalu Bung Rampan membaca surat tersebut, ternyata ia merasa dilecehkan oleh Baco dalam surat itu. Bung Rampan pun tidak terima dengan hal itu lalu mencari Bung Andi Baco.
                 Yang ketiga yaitu “Anak Menjangan” dalam cerita ini ada 3 anak yang hendak pergi mencari rumput di dalam hutan. Dalam hutan itu mereka menemuka seekor anak menjangan yang terjerat oleh jeratan pemburu, mereka akan membebaskan anak menjangan itu tetapi mereka terlambat karena sang pemburu sudah datang untuk mengambil hasil jeratannya. Banyak cerita ini yang menarik dan bagus, sampai akhirnya mereka berhasil menyelamatkan anak menjangan tersebut dengan menukarkan seekor kambing betina.
              Dan yang terakhir adalah “Musuh Petani” dalam cerita ini dicaritakan seorang reporter yang sedang melakukan penelitian tentang musuh petani, maka dari itu reporter itupun pergi ke desa untuk mendapatkan informasi tentang itu. Musuh petani itu adalah babi-babi yang turun dari puncak gunung karena terkena badai hujan yang sangat besar, dia memotret setiap kejadian yang menarik untuk menjadi bahan laporannya. Setelah beberapa hari reporter itu berada di desa dia mengetahui bahwa musuh dari para petani bukan hanya babi-babi atau hewan yang dapat merusak tanaman petani, tetapi juga para pengijon, yaitu termasuk Pak Carik, Kepala Unit, Lurah desa dan Staf Kanwil Transmigran.
              Cerita-cerita dalam buku ini sangatlah menarik namun ada hal yang kurang bagus, yaitu kalimat-kalimat yang sulit dipahami dalam cerita yang berjudul “Dua Orang Yang Kecewa”.
              Alur cerita dalam buku ini sangat rapid an berurutan sehingga pembaca bisa cepat memahami isi cerita dalam buku ini. Dan banyak pula nilai-nilai yang dapat kita ambil dalam buku ini.
              Dalam buku ini Hamsad Rangkuti telah menciptakan beberapa cerita yang sangat menarik, yang dapat menginspirasi kita.
              Dengan kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menghibur pembaca. Semuga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang membaca buku ini.
                                                           Kepanjen, 27 September 2013
                                                                                     Resensator,

                                                                             Ahmad Abdul Fattah

No comments:

Post a Comment