Arti Sebuah Kehidupan
Judul : Seribu
Kunang-Kunang di Manhabattan
Pengarang : Umar
Kayam
Editor : Safrizar
Tahun Terbit : 2004
Penerbit : Pustaka
Utama Grafiti
Cetakan : Cetakan
III, Agustustus 2004
Halaman : 260
Halaman
Tebal Buku : 19
cm
Inilah
salah satu karya sastra yang berupa kumpulan cerpen dari Umar Kayam, pria
kelahiran 30 April 1932, Ngawi, Jawa
Timur dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2002. Beliau pernah
meraih gelar Doctor of Philosophy dari Cornell University, Amerika Serikat.
Kemudian beliau juga mengajar sebagai guru besar di Fakultas Sastra Universitas
Gajah Mada, sampai tahun 1997.
Salah
satu cerpen yang menarik dari karya kumpulan cerpennya yaitu berjudul Chief
Sitting Bull. Cerpen ini menceritakan tentang seorang kakek yang bernama
Charlie yang ditelantarkan oleh
menantunya, Marie. Ketika Charlie sedang bekerja di kebun binatang, ia
bertemu dengan Martha , yaitu nenek Tommy, anak kecil yang dekat dengan
Charlie. Itulah pandangan pertama Charlie jatuh cinta dengan Martha, nenek
Tommy.
Selain
itu cerpen yang tak kalah menariknya yaitu cerpen yang berjudul Three Goes
Tatum. Cerpen ini menceritakan tentang perjalanan seorang lelaki muda di New
York. Ini merupakan pengalaman pertama ia jalan-jalan di Riverside Park, New
York. Ketika ia tiba di Riverside Park, tiba-tiba ada seorang pengemis yang
menghampirinya kemudian meminta uang 5 cents untuk beli Hero-sandwich salami
sebesar guling. Akan tetapi ia tak mau memberikan uang 5 centsnya untuknya.
Karena lelaki muda itu tak mau memberikan uangnya, pengemis itu merampok tasnya
dan melarikan diri. Ketika lelaki muda itu mengejarnya, ia bertemu dengan
perampok lain. Setelah jam tangan miliknya dirampok oleh perampok, ia segera
kembali ke Wangshiton Square untuk menyelamatkan diri.
Judul
cerpen yang berikutnya yaitu Musim Gugur Kembali di Connecticut, diman cerpen
tersebut menceritakan tentang kehidupan mantan narapidana yang bernama Tono.
Sebelum ia dipenjara, kehidupan rumah tangganya tidak harmonis. Namun setelah
bebas dari penjara kehidupannya berubah. Ia menjadi seorang kepala rumah tangga
yang sangat perhatian dan menyayangi istrinya. Dan Tono mempunyai kesibukan
baru yaitu sebagai penulis buku klasik Jawa.
Cerpen
yang berjudul Bawuk ini sangat mengaharukan. Cerpen ini menceritakan tentang
seorang anak yang bernama Bawuk. Bawuk adalah seorang putri bungsu keluarga Suryo,
yaitu putri seorang priyayi Jawa. Setelah dewasa, Bawuk menikah dengan Hasan,
seorang aktivis partai komunis. Ketika peristiwa G 30 S/PKI, Hasan yang ikut
terlibat dan terus dikejar tentara. Maka Bawuk dan kedua anaknya terpaksa
meninggalkan suaminya sendirian. Mereka pergi ke kota, ke tempat Ibu Bawuk
untuk menyelamatkan diri dari tragedi G 30 S/PKI.
Kumpulan
cerpen Umar Kayam yang berjudul Seribu Kunang-Kunang di Manhabattan mempunyai
keunggulan yaitu bahasanya mudah dipahami, terdapat banyak nilai moral dan
perjuangan hidup serta cerita cerpen tersebut konfliknya itu membuat penasaran
sehingga pembaca ingin segera menyelesaikan membaca isi ceritanya. Namun
sayangnya, di dalam isi cerpen tersebut ada beberapa kata yang tidak baik untuk
diucapkan selain itu juga terdapat bacaan untuk melakukan hubungan seksual.
Oleh
karena itu, buku kumpulan cerpen karya Umar Kayam yang berjudul Seribu
Kunang-Kunang di Manhabattan ini hanya boleh dibaca oleh kalangan orang dewasa
saja karena didalamnya terkandung unsur-unsur kehidupan yang tidak baik, sehingga tidak boleh dibaca
oleh anak-anak dibawah 17 tahun.
Kepanjen, 27 September 2013
Resentor,
Ayu
Dewi Sinta
No comments:
Post a Comment